Apa saya harus selesaikan kuliah?
Tulisan kali ini dikhususkan untuk kita yang sudah dua semester kuliah (atau lebih) dan merasa ingin berhenti kuliah.
Jika setelah satu tahun ini terasa ingin berhenti kuliah? Mungkin kita harus mengecek dulu apa saja yang terjadi selama dua semester yang lalu. Lalu nanti kita ingat kembali tentang tujuan dari kuliah itu sendiri.
Dari Mana Sumber Perasaan Ingin Berhenti Ini?
Apa yang mendorong kita untuk daftar kuliah itu mungkin sudah tidak perlu diingat lagi. Entah itu karena dorongan orang tua, ikut-ikutan teman, iseng, tambah koneksi, atau lainnya.
Tapi selama kuliah apakah pernah dibully mahasiswa lain hingga memicu dendam? Apakah ada dosen yang kurang menjelaskan materi kuliah atau tidak memberi kesempatan mahasiswa bertanya? Apakah perkuliahan terlalu banyak daring?
Dan jika memang alasan ingin berhentinya ada dari salah satu hal tersebut, percaya deh... itu alasan yang salah untuk berhenti kuliah. Dan tagihan semester pun tidak termasuk ke alasan yang tepat.
Apa Tujuan Kuliah?
Tujuan utama kuliah bukan supaya kita disayang dosen, atau untuk mendapat banyak teman, atau untuk mendapat ilmu. Namun, ijazah adalah tujuan utamanya.
Anak yang tidak mengikuti program wajib belajar 12 tahun, jika dia memang mau belajar, dia bisa saja lebih paham matematika, komputer, atau bahasa-bahasa asing melebihi seorang sarjana. Dia akan mencari berbagai sumber pengetahuan untuk bisa menguasai apa yang dia pelajari. Namun, dia tidak akan memiliki gelar.
Di zaman sekarang ini, seorang dosen sudah dituntut untuk bergelar minimal S2, dan guru dituntut untuk bergelar S1. Tidak begitu banyak lowongan pekerjaan yang menuntut ijazah D3/SMA/SMK.
Mengejar nafkah atau profesi yang lebih baik tentunya buakn hanya melalui riwayat pengalaman-pengalaman kerja atau koneksi saja. Tapi juga perlu sertifikasi.
Di situlah peran ijazah dan transkrip nilai kuliah kita nanti, yaitu sebagai cadangan untuk membantu kita mendapat karir yang kita inginkan.
Yap, ijazah...
Jadi, jika tekad kita searah dengan tujuan kuliah tersebut, maka kuliah kita tidak akan terganggu entah itu oleh jadwal pekerjaan kita, atau kegiatan organisasi kita, atau hubungan dengan pasangan kita.
Seberapa galak dosen-dosen kita, kita harus dapat nilai yang bagus dari kuliah yang mereka ampu, dan mereka tidak akan mengikuti kita setelah wisuda.
Seberapa banyak teman sekampus yang memusuhi kita, bahkan teman yang sangat baik pun, mereka semua tidak akan mengikuti kita setelah wisuda.
Seberapa pun jarang pembelajaran di kampus (karena pandemi) atau seberapa mahal biaya semester kita, tetap tidak ada yang lebih merugikan selain tidak mendapat ijazah dengan nilai yang memuaskan.
Jadi, nilai di ijazah kitalah yang nanti akan terus mengikuti kita setelah wisuda.
Jadi, Sekarang Bagaimana?
Di sini adalah pilihannya. Jika tetap ingin berhenti, maka pastikan alasannya (minimal) salah satu dari 3 hal ini, yaitu: menikah dengan orang mapan, sudah memiliki usaha yang untungnya besar, atau sudah memiliki pekerjaan yang gajinya besar.
Jika tidak memiliki satu atau ketiga hal tersebut, maka mungkin sudah waktunya stop berpikir untuk berhenti kuliah.
Jika alasan pertama yang terpikir untuk lanjut kuliah adalah untuk menuntut ilmu, maka coba ingat lagi. Apa selama dua semester yang lalu kita aktif dalam kerja kelompok?
Apakah kita berani tanya dosen tentang materi kuliah yang membingungkan?
Apakah kita juga pernah membagi waktu di tengah kesibukan kita untuk belajar sendiri atau belajar kelompok untuk memahami materi kuliah?
Jika tidak, maka tujuan kita kuliah sejak awal memang bukan untuk menuntut ilmu.
Namun dengan karakter seperti itu pun kita bisa tetap mengikuti kuliah sampai wisuda dari kampus negeri atau swasta di kota atau negara mana pun.
Triknya bisa begini...
~1~
Apa saja yang kita tidak mengerti tentang kampus, entah itu tentang KRS atau jadwal kuliah atau tugas-tugas dari dosen, jika tidak berani tanya ke dosen atau ke staff akademik, minimal berani tanya ke ketua kelas atau teman sekelas yang terdekat.
~2~
Anggap setiap mata kuliah yang kita pelajari adalah game yang menuntut kita dapat skor tinggi. Jika tidak berani tanya ke dosen tentang materi kuliah, minimal berani tanya ke teman sekelas terdekat.
Kuliah daring atau luring, kita harus dapat nilai yang baik.
Minimal jangan sampai dapat D yang menuntut kita harus mengulang mata kuliah tersebut di semester lain. Apalagi jika dosennya bukan dosen favorit kita, tentu kita tidak ingin mengulang kuliahnya dan bertemu dosen tersebut di semester lain, 'kan?
Kita tidak dituntut untuk menjadi expert di tiap mata kuliah, karena tidak semua ilmu yang berhubungan dengan prodi yang kita ambil akan diajari di kampus. Tapi kita akan dikenalkan ke ilmu dasarnya.
~3~
Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas-tugas kuliah, tepat waktu mengumpulkan jawaban ujian, dan tepat waktu absen.
Begitu saja terus, maka sisa 3 atau 2 tahun masa kuliah kita tidak akan terasa berlalu begitu saja.
~tulisan ini dapat saya revisi/hapus
Komentar
Posting Komentar